LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID
LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID
A. Pegertian
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi
sistemik kronik dengan manifestasi utama poliortritis progresif dan melibatkan
seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien-pasien atritis reumatoid terjadi setelah
penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan progresifitasnya. Pasien
dapat pula menunjukan gejala konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah
atau gangguan non artikular lain.
Artritis Reumatoid dapat dikarakteristikkan oleh kerusakan dan
proliferasi membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,
ankilosis, dan deformitas. Mekanisme imunologis tampak berperan penting dalam
memulai dan mengekalkan penyakit di mana remisi spontan dan eksaserbasi tidak diperhatikan
kejadiannya.
B. Etiologi
Artritis Reumatoid adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran
sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan
deformitas.
C. Patofisiologi
Pada Artritis Reumatoid reaksi autoimun, terutama terjadi dalam
jaringan sinovial. Proses pagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi.
Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proleferasi
membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan
tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang yang mengakibatkan hilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena
karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan hilangnya
elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.
Artritis Reumatoid terjadi akibat rantai peristiwa imunologi yang
menyebabkan destruksi sendi berhubungan dengan faktor genetik, hormonal,
infeksi dan heart shock protein. Penyakit ini lebih banyak mengenai wanita
daripada pria, terutama pada usia subur.
D. Manifestasi klinis
Kriteria dari american rheumatism association (ARA) yang
di revisi tahun 1987 :
1. Kaku
pada pagi hari (morning stiffness)
Pasien merasa kaku pada
persendian dan sekitarnya sejak bangun tidur sampai sekurang – kurangnya satu
jam sebelum perbaikan maksimal.
2. Artritis
pada 3 daerah
Terjadi pembengkakan pada jaringan lunak /
persendian (soft tissue swelling ) atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang
(hiperrostosis0 terjadi pada sekurang- kurangnya tiga sendi secara bersamaan
dalam observasi seorang dokter. Terdapat 14 persendian yang memenuhi kriteria
yaitu interphalang proksimal, metakarfofalag pergelangan tangan, siku ,
pergelangan kaki,dan metatarsopalang kiri dan kanan.
3. Artritis
pada persendian tangan
Sekurang kurangnya terjadi pembengkakan satu
persendian tangan seperti yang tertera diatas.
4. Artritis
simetris
Maksudnya keterlibatan sendi yang sama ( tidak
mutlak bersifat simetris) pada kedua sisi secara serentak symetrical
polyartritis simultaneously Nodul reumatoid yaitu nodul subkutan pada
penonjolan tulang atau permukaan ekstensor atau daerah jukstaartikular dalam
observasi seorang dokter.
5. Faktor
reumatoid serum positif
Terdapat titer abnormal faktor reumatoid serum
yang di priksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5 %
kelompok control
6. Terdapat
perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan rontgen tangan
posterioranterior atau pergelangan tangan yang harus menunjukan adanya erosi /
dekalsifikasi tulang yang berlikalisasi pada sendi atau daerah yang berdekatan
dengan sendi.
E. Komplikasi
Kelainan
sistem pencernaan yang sering dijumpai Gastritis dan ulkus peptik yang
merupakan komplikasi utama. Penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid atau obat
mengubah perjalanan penyakit (disease modifying antirheumatoid drugs) yang
menjadi faktor morbilitas dan mortalitas utama artritis reumatoid.
Komplikasi
saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, ssehingga sukar dibedakan
antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan
mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat
vaskulitis.
F. Pemeriksaan
Penunjang
1. Pada
pemeriksaan laboratarium terdapat :
a. Tes
faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75 % Pasien reumatoid terutama
bila masih aktif. Sisanya bisa dijumpai pada pasien lepra, tuberkolosis paru,
Sirosis hepatis, hepatitis infeksiosa, luwes, endokarditis bakterialis,
penyakit kolagen dan sarkoidosis.
b. Protein
C – reaktif biasanya positif
c. LED
meningkat
d. Leukosit
normal atau meningkat sedikit
e. Anemia
normositik – hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronis
f. Trombosit
meningkat
g. Kadar
albumin serum turun dan glubulin naik.
2. Pada
pemeriksaan Rontgen
Semua sendi dapat terkena, tapi yang paling
sering sendi metatarsopalang dan biasanya simetrik. Sendi sakroiliaka juga
sering terkena pada awalnya terjadi pembengkakan jaringan lunak dan
demineralisasi jukstaartrikular, kemudian terjadi penyempitan ruang sendi dan
erosi.
G. Penatalaksanaan
Medis
1.
Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan
terjamin ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
2.
OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi
nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai, OAINS yang dapat diberikan :
a. Aspirin
b. Ibuprofen,
naproksen, piroksikam, diklopenak, dan sebagainya
c. DMARD,
di gunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat
artritis reumatoid.
3.
Jenis – jenis obat yang digunakan adalah :
a. Klorokuin
Paling banyak digunakan karena harganya
terjangkau, namun efektifitasnya lebih rendah dibanding yang lain
b. Sulfasalazin
dalam bentuk tablet besalut enterik
c. D –
Penisilamin
Kurang disukai karena bekerja sangat lambat
d. Garam
emas adalah gold standart bagi DMARD
e. Obat
imunosupresif atau immunoregulator
f. Metotreksat
sangat mudah digunakan dan waktu mula kerjanya relatif pendek dibandingkan
dengan yang lain.
g. Kortikosteroid
Hanya digunakan untuk pengobatan artritis
reumatoid dengan komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti vasculitis
4.
Rehabilitasi
Bertujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien, termasuk
:
a. Pemakaian
alat – alat bidai, tongkat penyangga, walking machine, kurn roda, sepatu dan
alat.
b. Alat
ortitik protetik lainnya.
c. Terapi
mekanik
d. Pemanasan,
baik hidroterpi maupunelektroterapi
e. Occupational
therapy
5.
Pembedahan
Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan
dan tidak berhasil serta terdapat alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan pengobatan
pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
- Arif mansjor dkk, 1999, Kapita selekta
Kedokteran Edisi III Jilid 1, Media Aesculapius Fakultas Kedoktaran UI :
Jakarta
- Brunner, Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Volume 3, Buku Kedokteran EGC : Jakarta
- Marilynn. E. Doenges, 2001, Rencana asuhan Keperawatan edisi 3, ECG : Jakarta
- Silvia A Price dkk. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 4 jilid 2
0 Response to "LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID"
Post a Comment