ASKEP HIPOTIROIDISME


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPOTIROIDISME
Hasil gambar untuk hipotiroidisme
TINJAUAN TEORI

A.    Definisi
Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit yang di sebabkan oleh kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan di mana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di dibawah nilai optimal (brunner & suddarth).
Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respon terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan hormon sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan memepengaruhi semua sistem tubuh.  Ada beberapa tipe dari hipotiroidisme, antara lain:
1.     Hipotiroidisme Primer atau Tiroidal
Tipe ini mengacu kepada disfungsi kelenjar thyroid itu sendiri. Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami tipe ini.
2.     Hipotiroidisme Sentral atau hipotiroidisme sekunder/pituitaria
Adalah disfungsi thyroid yang disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipothalamus, atau keduanya.
3.     Hipotiroidisme Tertier atau Hipothalamus
Jika ditimbulkan oleh kelainan hipothalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adekuat akibat penurunan stimulasi oleh TRH
4.     Kretinisme
Apabila defisiensi thyroid terjadi sejak lahir. Keadaan semacam ini kemungkinan ibu juga menderita defisiensi thyroid.
5.     Miksedema
Menacu pada penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan subkutan dan interstisial lainnya; meskipun miksedema ini terjadi pada hipotiroidisme yang sudah berlangsung lama dan berat.
B.    Etiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila di sebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan di sertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah di sebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Sedangkan, Hipotiroidisme yang di sebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Penyebab yang paling sering yang di temukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun (tiroditis Hashimoto) yaitu dimana system imun menyerang kelenjar tiroid (Tonner  & Schlechte, 1993).
Hipotiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipotiroidisme yang menjalani terapi radioiodium, pembedahan atau preparat anti tiroid. Kejadian ini paling sering dijumpai pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidisme pada laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid di anjurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut. Penyakit Hipotiroidisme :
1.     Penyakit Hashimoto atau yang juga di sebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT yang di sertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab tiroiditis otoimun tidak di ketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering di temukan adalah tiroiditis Hashimoto. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi.
2.     Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun Tiroidektomi cenderung menyebabkan hipotiroidisme.
3.     Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan di sertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
4.     Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara terbelakang.
5.     Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi untuk kanker yang jarang di jumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.

C.    PATOFISIOLOGI
Kelenjar thyroid membutuhkan iodine untuk memproduksi dan mensekresi hormon thyroid. Produksi hormon thyroid tergantung pada sekresi TSH (Thyroid Stimulating Hormon) dan ingesti iodine yang adekuat. Hipothalamus mengatur sekresi TSH melalui sistem negatif umpan balik. Bila kekurangan iodine atau produksi hormon thyroid terhambat akan mengakibatkan pembesaran kelenjar thyroid sebagai dampak dari sekresi TSH yang berlebihan sebagai kompensasi untuk meningkatkan sekresi hormon thyroid. Pembesaran kelenjar tersebut akan menekan struktur dileher dan dada sehingga menyebabkan gejala disfagia.
Penurunan dari hormon thyroid mempengaruhi BMR secara lambat dan menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh yang mengarah pada kondisi bradikardia, fungsi pernapasan menurun, dan penurunan produksi panas tubuh. Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak di mana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami atherosklerosis.
Akumulasi proteoglicans hidrophilik di rongga intertisial seperti rongga pleura, cardiak dan abdominal sebagai tanda miksedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebgai dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien mengalami anemia karena pembentukan eritrosit yang tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B 12 dan asam folat.

D.    MANIFESTASI KLINIK
Hipotiroidisme di tandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
1.      Sulit menelan, nafsu makan berkurang, sembelit.
2.      Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat.
3.      Suara serak, berbicara lambat
4.      Kelopak mata turun, alis mata rontok, penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman.
5.      Wajah dan leher membengkak
6.      Rambut tipis, kering dan kasar.
7.      Kulit kering, kasar, bersisik dan menebal.
8.      Denyut nadi lambat
9.      Gerakan tubuh lamban, pusing, capek, pucat.
10.   Sakit pada sendi atau otot.
11.   Tidak tahan terhadap dingin.
12.   Gangguan Haid ; menorrhagia dan amenore
13.   parestesia
14.   Depresi


E.     Komplikasi dan penatalaksanaan
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang di tandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak di berikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa di berikan secara intravena.Komplikasi lainnya adalah dapat terjadi hipertiroidisme.
Hipotiroidisme di obati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak di sukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang di keringkan (di peroleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut di mulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya di turunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus di minum sepanjang hidup penderita. Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat di berikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPOTIROIDISME

A.    Pengkajian
1.  Identitas Pasien
2.  Keluhan Utama
Keluhan yang merupakan penyebab klien masuk dan diharuskan untuk dirawat di rumah sakit.
3.  Riwayat kesehatan Sekarang
4.  Riwayat Kesehatan Dahulu
a.  Riwayat  menderita penyakit yang sama
b.  Riwayat  terapi iodium radioaktif
c.   Riwayat pemebedahan (tiroidektomi)
d.  Riwayat defisiensi iodium
5.  Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
6.  Kebiasaan hidup sehari-hari seperti :
a.  Pola makan
Menkonsumsi makan yang kurang mengandung iodium.
b.  Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
c.   Pola aktivitas
Kien teru memforsir pekerjaan sehingga mudah kelelahan.
7.  Pemeriksaan fisik :
a.  Sistem integumen
Kulit dingin, pucat, kering, bersisik/menebal, pertumbuhan kuku buruk, menebal, rambut kering, kasar, dan rontok.
b.  Sistem pulmonari
Hipoventilasi, efusi pleura, dispnea
c.   Sistem kardiovaskuler
Bradikardi, pembesaran jantung, hipotensi
d.  Metabolik
Penurunan BMR, penurunan suhu tubuh, tidak tahan terhadap dingin
e.  Sistem Muskuloskeletal
Nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat
f.    Sistem neurologi
Pembicaraan yang lambat dan terbata-bata, parestesia, penurunan fungsi indera penciuman, pengecapan dan pendengaran
g.  Sistem gastrointestinal
Sulit menelan, nafsu makan menurun, sembelit
h.  Sistem reproduksi
Terjadi amenore dan menorrhagia
i.    Psikologis ; depresi
8.  Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya, mengurung diri / bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kaji bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri.
9.  Pemeriksaan penunjang yang mencakup;
a.  pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
jika kadar TSH meningkat maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
b.  pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
c.   Pemeriksaan USG
Untuk memberikan informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid.

B.    Diagnosa Keperawatan
1.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
2.      Perubahan suhu tubuh.
3.      Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal .
4.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
5.      Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.


C.    Intervensi Keperawatan
1.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif
Tujuan     : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian.

Intervensi
Rasional

1.  Atur interval waktu antar aktivitas    untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat di tolerir.
2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.
3.       Berikan stimulasi melaluipercakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.
4.      Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktititas.


1.    Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang adekuat.
2.    Memberi kesempatan pada pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri.
3.    Meningkatkan perhatian tanpa terlalu menimbulkan stress pada pasien

4.    Menjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang.















2.  Perubahan suhu tubuh
Tujuan     : Pemeliharaan suhu tubuh yang normal.

Intervensi
Rasional
1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau selimut.
 2. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat).
3.   Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.
.      4. Lindungi terhadap pajanan hawa dingin dan hembusan angin.


1. Meminimalkan kehilangan panas.

2. Mengurangi risiko vasodilatasi perifer dan kolaps vaskuler.


3. Mendeteksi penurunan suhu tubuh dan di mulainya koma miksedema.

4. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien dan menurunkan lebih lanjut kehilangan panas.




3.  Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
Tujuan     : Pemulihan fungsi usus yang normal.
Intervensi
Rasional
 1. Dorong peningkatan asupan cairan.
2.  Berikan makanan yang kaya akan serat.
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis-jenis makanan yang banyak mengandung air.
 4. Pantau fungsi usus.


5.  Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6.    Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila di perlukan.




1.  Meminimalkan kehilangan panas.

2.  Meningkatkan masa feses dan frekuensi buang air besar.
3.  Untuk peningkatan asupan cairan kepada pasien agar feses tidak keras.

4.  Memungkinkan deteksi konstipasi dan pemulihan kepada pola defekasi yang normal.
5.  Meningkatkan evakuasi feses.


6.  Untuk mengencerkan feses.


4.  Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
Tujuan        :  Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas
yang normal.
Intervensi
Rasional
1.    Pantau frekuensi seperti kedalaman, pola   pernapasan, oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial.
2.    Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.
3.    Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.


4.    Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika di perlukan

Rasional :

1.  Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar untuk memantau perubahan selanjutnya dan mengevaluasi efektifitas intervensi.
2.  Mencegah aktifitas dan meningkatkan
     pernapasan yang adekuat.
3.  Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap gangguan pernapasan akibat gangguan obat golongan hipnotik-sedatif.
4.  Penggunaan saluran napas artifisial dan dukungan ventilasi mungkin di perlukan jika terjadi depresi pernapasan

5.  Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan   perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.
Tujuan     : Perbaikan proses berpikir
Intervensi
Rasional
1.    Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas yang tidak bersifat mengancam.
2.    Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit .

1.    Memudahkan stimulasi dalam batas-batas toleransi pasien terhadap stress.
2.    Meyakinkan pasien dan keluarga tentang penyebab perubahan kognitif dan bahwa hasil akhir yang positif di mungkinkan jika di lakukan terapi yang tepat.

D.    IMPLEMENTASI
Disesuaikan dengan intervensi keperawatan yang ada.

E.     EVALUASI
a.     Klien dapat beraktivitas dan tidak mengalami kelelahan
b.     Suhu tubuh klien normal
c.      Klien mengatakan nafsu makan meningkat dan Buang air besar lancar
d.     Klien mengatakan tidak sesak napas lagi dan pemeriksaan frekuensi pernafasan normal
e.     Klien dapat menerima kondisinya saat ini.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ASKEP HIPOTIROIDISME"

Post a Comment